PENDAHULUAN
Utsmani di Turki sebagai benteng kekuatan Islam dalam
menghadapi ekspansi Eropa ke Timur, maka dengan itu Turki Utsmani menjadi hal
sangat penting dalam kajian Sejarah Islam walaupun dalam buku-buku sejarah
tidak mendapat porsi yang banyak sebagaimana Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah.
Puncak kejayaan turki usmani terbesar pada masa Sultan
Muhammad Alfatih dan Sultan Sulaiman Al-Qonuni.terhusunya makaka ini akan
membahas tentang Dinasti Turki Usmani Masa Pemerintahan Sultan Sulaiman
Al-Qonuni.
Sejarah Islam mencatat kiprah dan
pejuangannya dengan tinta emas sebagai penguasa Muslim tersukses. Di abad ke-16
M, penguasa Kekhalifahan Usmani Turki itu menjadi pemimpin yang sangat penting
di dunia – baik di dunia Islam maupun Eropa. Di era kepemimpinannya, Kerajaan
Ottoman menjelma sebagai negara adikuasa yang disegani dalam bidang politik,
ekonomi, dan militer.
PEMBAHASAN
PERADABAN
ISLAM DI TURKI USMANI
MASA
KEPEMIMPINAN SULTAN SULAIMAN AL-QONUNI
A.
SEJARAH
SINGKAT KEKUASAAN SULTAN SULAIMAN AL-QONUNI
Pada
tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung menjadi penguasa baru di kerajaan Turki
Usmani menggantikan ayahnya Salim I dan dia dijuluki Sulaiman
Al-Qonuni. Sulaiman bukan hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki
Usmani, akan tetapi pada awal ke-16 ia adalah kepala negara yang paling
terkenal di dunia. Ia seorang penguasa yang shaleh, ia mewajibkan rakyat muslim
harus shalat lima kali dan berpuasa di bulan ramadhan, jika ada yang melanggar
tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan.
Pemimpin Muslim yang didapuk
peradaban Barat dengan gelar ‘Solomon the Magnificient‘ atau ‘Solomon
the Great‘ itu adalah Sultan Sulaeman I. Sulaeman pun tersohor sebagai
negarawan Islam yang terulung di zamannya. Kharismanya yang begitu harum
membuat Sulaeman dikagumi kawan dan lawan. Di masa kekuasaannya, Kekhalifahan
Turki Utsmani memiliki kekuatan militer yang sangat tangguh dan kuat.
Gelar Al-Qanuni yang melekat pada
nama besarnya dianugerahkan atas jasanya dalam menyusun dan mengkaji sistem
undang-undang (Qonun) Kesultanan Turki Usmani. Undang- undang tersebut diberi
nama Multaqa Al- Abhur. Tak hanya
menyusun, Sultan Sulaeman pun secara konsisten dan tegas menjalankan
undang-undang itu. Sulaiman menerapkan syariah Islamiyah dalam memimpin rakyat
yang tersebar di Eropa, Persia, Afrika, serta Asia Tengah[1].
. Selain menduduki tahta kesultanan,
Sulaiman pun dikenal sebagai salah seorang penyair yang hebat dalam peradaban
Islam.
B.
BIOGRAFI SULTAN SULAIMAN AL- QONUNI
Sulaiman merupakan putera Sultan
Salim I. Dia terlahir pada 6 November 1494 M di Trabzon, kawasan pantai Laut
Hitam. Sejak kecil, dia sudah didik sang ayah pelajaran dan ilmu seni berperang
serta seni berdamai. Menginjak usia tujuh tahun, Sulaiman cilik dikirim ke
sekolah Istana Topkapi di Istanbul.
Di sekolah itu, dia mempelajari
beragam ilmu pengetahuan seperti, sejarah, sastra, teologi serta taktik
militer. Meski berdarah ningrat dan putera mahkota sebuah kesultanan yang
sangat besar, sejak muda Sulaiman sudah sangat merakyat. Sahabat dekatnya
justru adalah seorang budak bernama, Ibrahim. Kelak, sahabatnya itu menjadi
penasehat yang amat dipercayainya.
Sebelum menduduki tahta kesultanan
Usmani, pada usia 17 tahun dia ditunjuk sang ayah untuk menjadi gubernur
pertama Provinsi Kaffa (Theodosia). Lalu setelah itu, dia diuji dengan
menduduki jabatan Gubernur Sarukhan (Manisa) dan kemudian memimpin masyarakat
di Edirne (Adrianople). Delapan hari setelah sang ayah tutup usia, pada 30
September 1520 M, Sulaeman naik tahta menjadi sultan ke-10 Kesultanan Usmani.
Sulaiman tutup usia pada usia 71
tahun saat berada di Szgetvar, Hongaria pada tanggal 5 Juni 1566 M. Jasadnya
dimakamkan di Masjid Agung Sulaiman yang berada di kota Istanbul, Turki.
Kehebatan dan kebaikannya selama memimpin kesultanan Usmani hingga kini tetap
dikenang.
C.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEJAYAAN
Lima faktor yang
menyebabkan kesuiksesan Dinasti Usmani dalam perluasan wilayah Islam,
diantaranya:
a)
Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita
memperoleh ghonimah (harta rampasan perang).
b) sifat dan karakter
orang Turki yang selalu ingin m,aju da tidak pernah diam serta gaya hidupnya
yang sederhana, sehingga memudahkan untuk tujuan penyerangan.[2]
c)
semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam.
d) Letak Istanbul yang sangat
strategis sebagai ibu kota kerajaan jugasangat menunjang kesuksesan perluasan
wilayah ke Eropa dan Asia.
e) Kondisi
kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Dinasti Usmani
menglahkannya.[3]
D. FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI KUATNYA
KEKUASAAN SULTAN SULAIMAN
Upaya penting yang dilakukan
Sulaeman agar pemerintahannya kuat dan dicintai rakyat yaitu:
a. Mememilih gubernur yang benar-benar
berkualitas.
b. Ia memilih gubernur yang mewakilinya
di setiap provinsi dengan selektif dan ketat.
c. Popularitas dan status sosial tak
menjadi syarat dalam mencari kandidat gubernur.
d. Agar tak kecolongan, ia sendiri yang
turun langsung menyelidiki jejak rekam serta kepribadian setiap calon gubernur.
e. Syariat Islam pun bisa dijalankan
dengan baik.
E.
KEMAJUAN
TURKI USMANI MASA PEMERINTAHAN SULAIMAN AL-QONUNI
a. Bidang
Militer dan Pemerintahan
Kekuatan
militer Turki Usmani yang tangguh itu dengan cepat dapat menguasai wilayah yang
amat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong
kemajuan di lapangan kemiliteran ini ialah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang
bersifat militer, berdisiplin,dan patuh terhadap peraturan.Tabiat ini merupakan
tabiat alami yang mereka warisi dari nenek moyangnya di Asia Tengah. [4]
Keberhasilan
ekspansi tersebut dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang
teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki Usmani
senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai
penguasa tertinggi, dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri), yang
membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya
terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-’alawiyah (bupati).[5]
b. Bidang Seni dan Arsitektur
Pada era kekuasaannya, Istanbul
sebagai ibukota Usmani Turki menjelma menjadi pusat kesenian visual, musik,
penulisan serta filasafat. Inilah periode yang paling kreatif dalam sejarah
kesultanan Usmani.
Pada masa Sulaiman ini di kota-kota besar dan kota-kota
lainnya banyak dibangun mesjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan,
saluran air, villa, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa buah dari bangunan itu
dibangun di bawah koordinator Sinan,seorang arsitek asal Anatolia. [6]
c. Bidang
Agama
Pada
masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat lima
kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya
dikenai denda namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan
hanya sultan yang paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada
awal ke 16 beliau adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia.
Beliau
seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam
bahasa Turki.Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan antara katolik, mereka
diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani.
Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan
dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling
adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam. [7]
Sultan Sulaiman pun begitu berjasa
besar penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ketika berkuasa, Sulaiman Agung
– begitu orang Barat menjulukinya – berhasil menyemaikan ajaran Islam hingga ke
tanah Balkan di Benua Eropa meliputi Hongaria, Beograd, dan Austria. Tak cuma
itu, dia pun sukses menyebarkan ajaran Islam di benua Afrika dan kawasan Teluk
Persia.
Sulaiman
juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Pada saat Eropa
terjadi pertentangan antara katolik kepada khalifah Sulaiman, mereka di beri
kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani
d. Bidang
Pendidikan
Kecintaannya pada ilmu pengetahuan
diwujudkannya dengan mendirikan Universitas As-Sulaimaniyah. pembangunan
perguruan tinggi itu dilakukan oleh arsitek ulung bernama Mimar Sinan. Sultan
Sulaiman pun sempat menulis salinan Alquran dengan tangannya sendiri. Kini,
salinan Alquran itu masih tersimpan di Masjid Agung Sulaiman.[8]
F.
WILAYAH
KEKUASAAN TURKI SUMANI MASA SULAIMAN AL-QONUNI
Ia
tidak mengarahkan ekspansinya ke salah satu arah timur atau barat, tetapi
seluruh wilayah yang berada di sekitar Turki Usmani merupakan obyek yang
menggoda hatinya. Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes,
Tunis, Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki usmani pada
masa Sultan Sulaiman al-Qanuni mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria,
Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika;
Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.[9].
G.
DASAR
HUKUM TURKI USMANI MASA PEMERINTAHAN SULAIMAN AL-QONUNI
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan
Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi
nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani
sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang
amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.[10]
KESIMPULAN
Kemajuan
Turki Usmani pada masa kejayaannya, khususnya pada masa Sultan Sulaiman Al-
Qonuni dapat dilihat dari bidang kemiliteran dan pemerintahan, terbukti bahwa
kekuatan militer Usmani adalah salah satu faktor sangat yang menentukan
keberhasilan ekspansi Turki Usmani, kemajuan lain yang dapat dilihat yaitu:
kemajuan dalam bidang budaya khususnya bangunan fisik. Di bidang Ilmu
pengetahuan kemajuan Usmani tidak begitu menonjol dibandingkan kemajuan di
bidang lainnya, sehingga tidak seorang pun ilmuan Islam yang diklaim sebagai
produk dari Turki Usmani.
Kerajaan
Turki Usmani pada awalnya hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun
dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi
kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama.Kemajuan dan
perkembangan ekspansi kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan berlangsung
cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang –bidang kehidupan
yang lain, diantaranya sebagai berikut: Bidang Kemiliteran Bidang Pemerintahan,
Bidang Ilmu Pengetahuan, Bidang Budaya dan Bidang Keagamaan
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri.Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: PT Grapindo Persada,2011)
Maryam, Siti Maryam. Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta:
LESFI, 2004)
Busman Edyar, Ilda Hayati, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta,
Pustaka Asatruss, 2009)
Philip K. Hitti, History
Of The Arab, (London: machmillan press, 1970 )
Abuddin Nata, Sejarah
Pendidikan Islam (Jakarta, Kencana, 2011 )
[1].
Philip K. Hitti, History Of The Arab, (London:
machmillan press, 1970 )hlm. 713-714
[2]. Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta:
LESFI, 2004), hlm. 130
[3]. Ibid., hlm. 130
[4].
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:
PT Grapindo Persada,2011), hlm. 135
[5]. Ibid.,
hlm. 135
[6]. Ibid.,
hlm. 136
[7]. Ibid., hlm. 136- 138
[8].
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta,
Kencana, 2011 ), hlm. 209
[9]. Busman Edyar,
Ilda Hayati, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, Pustaka Asatruss,
2009), hlm. 145.
[10].
Philip K. Hitti, op. cit.,.hlm. 714
Tidak ada komentar:
Posting Komentar