Kamis, 07 Mei 2015

PERADABAN ISLAM DI TURKI USMANI MASA KEPEMIMPINAN SULTAN SULAIMAN AL-QONUNI

PENDAHULUAN

Utsmani di Turki sebagai benteng kekuatan Islam dalam menghadapi ekspansi Eropa ke Timur, maka dengan itu Turki Utsmani menjadi hal sangat penting dalam kajian Sejarah Islam walaupun dalam buku-buku sejarah tidak mendapat porsi yang banyak sebagaimana Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah. 
Puncak kejayaan turki usmani terbesar pada masa Sultan Muhammad Alfatih dan Sultan Sulaiman Al-Qonuni.terhusunya makaka ini akan membahas tentang Dinasti Turki Usmani Masa Pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qonuni.
Sejarah Islam mencatat kiprah dan pejuangannya dengan tinta emas sebagai penguasa Muslim tersukses. Di abad ke-16 M, penguasa Kekhalifahan Usmani Turki itu menjadi pemimpin yang sangat penting di dunia – baik di dunia Islam maupun Eropa. Di era kepemimpinannya, Kerajaan Ottoman menjelma sebagai negara adikuasa yang disegani dalam bidang politik, ekonomi, dan militer.










PEMBAHASAN
PERADABAN ISLAM DI TURKI USMANI
MASA KEPEMIMPINAN SULTAN SULAIMAN AL-QONUNI


A.    SEJARAH SINGKAT KEKUASAAN SULTAN SULAIMAN AL-QONUNI
Pada tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung menjadi penguasa baru di kerajaan Turki Usmani menggantikan ayahnya Salim I  dan dia dijuluki Sulaiman Al-Qonuni. Sulaiman bukan hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke-16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Ia seorang penguasa yang shaleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali dan berpuasa di bulan ramadhan, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan.
Pemimpin Muslim yang didapuk peradaban Barat dengan gelar ‘Solomon the Magnificient‘ atau ‘Solomon the Great‘ itu adalah Sultan Sulaeman I. Sulaeman pun tersohor sebagai negarawan Islam yang terulung di zamannya. Kharismanya yang begitu harum membuat Sulaeman dikagumi kawan dan lawan. Di masa kekuasaannya, Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki kekuatan militer yang sangat tangguh dan kuat.
Gelar Al-Qanuni yang melekat pada nama besarnya dianugerahkan atas jasanya dalam menyusun dan mengkaji sistem undang-undang (Qonun) Kesultanan Turki Usmani. Undang- undang tersebut diberi nama Multaqa Al- Abhur. Tak hanya menyusun, Sultan Sulaeman pun secara konsisten dan tegas menjalankan undang-undang itu. Sulaiman menerapkan syariah Islamiyah dalam memimpin rakyat yang tersebar di Eropa, Persia, Afrika, serta Asia Tengah[1].
. Selain menduduki tahta kesultanan, Sulaiman pun dikenal sebagai salah seorang penyair yang hebat dalam peradaban Islam.


B.     BIOGRAFI SULTAN SULAIMAN AL- QONUNI

Sulaiman merupakan putera Sultan Salim I. Dia terlahir pada 6 November 1494 M di Trabzon, kawasan pantai Laut Hitam. Sejak kecil, dia sudah didik sang ayah pelajaran dan ilmu seni berperang serta seni berdamai. Menginjak usia tujuh tahun, Sulaiman cilik dikirim ke sekolah Istana Topkapi di Istanbul.
Di sekolah itu, dia mempelajari beragam ilmu pengetahuan seperti, sejarah, sastra, teologi serta taktik militer. Meski berdarah ningrat dan putera mahkota sebuah kesultanan yang sangat besar, sejak muda Sulaiman sudah sangat merakyat. Sahabat dekatnya justru adalah seorang budak bernama, Ibrahim. Kelak, sahabatnya itu menjadi penasehat yang amat dipercayainya.
Sebelum menduduki tahta kesultanan Usmani, pada usia 17 tahun dia ditunjuk sang ayah untuk menjadi gubernur pertama Provinsi Kaffa (Theodosia). Lalu setelah itu, dia diuji dengan menduduki jabatan Gubernur Sarukhan (Manisa) dan kemudian memimpin masyarakat di Edirne (Adrianople). Delapan hari setelah sang ayah tutup usia, pada 30 September 1520 M, Sulaeman naik tahta menjadi sultan ke-10 Kesultanan Usmani.
Sulaiman tutup usia pada usia 71 tahun saat berada di Szgetvar, Hongaria pada tanggal 5 Juni 1566 M. Jasadnya dimakamkan di Masjid Agung Sulaiman yang berada di kota Istanbul, Turki. Kehebatan dan kebaikannya selama memimpin kesultanan Usmani hingga kini tetap dikenang.

C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJAYAAN
Lima faktor yang menyebabkan kesuiksesan Dinasti Usmani dalam perluasan wilayah Islam, diantaranya:

a)      Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ghonimah (harta rampasan perang).
b)      sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin m,aju da tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga memudahkan untuk tujuan penyerangan.[2]
c)      semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam.
d)     Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibu kota kerajaan jugasangat menunjang kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia.
e)      Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Dinasti Usmani menglahkannya.[3]


D.     FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI KUATNYA KEKUASAAN SULTAN SULAIMAN
Upaya penting yang dilakukan Sulaeman agar pemerintahannya kuat dan dicintai rakyat yaitu:
                                                                                                                    
a.       Mememilih gubernur yang benar-benar berkualitas.
b.      Ia memilih gubernur yang mewakilinya di setiap provinsi dengan selektif dan ketat.
c.       Popularitas dan status sosial tak menjadi syarat dalam mencari kandidat gubernur.
d.      Agar tak kecolongan, ia sendiri yang turun langsung menyelidiki jejak rekam serta kepribadian setiap calon gubernur.
e.       Syariat Islam pun bisa dijalankan dengan baik.

E.     KEMAJUAN TURKI USMANI MASA PEMERINTAHAN SULAIMAN AL-QONUNI

a.       Bidang Militer dan Pemerintahan

Kekuatan militer Turki Usmani yang tangguh itu dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini ialah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin,dan patuh terhadap peraturan.Tabiat ini merupakan tabiat alami yang mereka warisi dari nenek moyangnya di Asia Tengah. [4]
Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri), yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-’alawiyah (bupati).[5]

b.      Bidang Seni dan Arsitektur
Pada era kekuasaannya, Istanbul sebagai ibukota Usmani Turki menjelma menjadi pusat kesenian visual, musik, penulisan serta filasafat. Inilah periode yang paling kreatif dalam sejarah kesultanan Usmani.
Pada masa Sulaiman ini di kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun mesjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan,seorang arsitek asal Anatolia. [6]
c.       Bidang Agama
Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat lima kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 beliau adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia.
Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki.Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan antara katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam. [7]
Sultan Sulaiman pun begitu berjasa besar penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ketika berkuasa, Sulaiman Agung – begitu orang Barat menjulukinya – berhasil menyemaikan ajaran Islam hingga ke tanah Balkan di Benua Eropa meliputi Hongaria, Beograd, dan Austria. Tak cuma itu, dia pun sukses menyebarkan ajaran Islam di benua Afrika dan kawasan Teluk Persia.
Sulaiman juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Pada saat Eropa terjadi pertentangan antara katolik kepada khalifah Sulaiman, mereka di beri kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani
d.      Bidang Pendidikan
Kecintaannya pada ilmu pengetahuan diwujudkannya dengan mendirikan Universitas As-Sulaimaniyah. pembangunan perguruan tinggi itu dilakukan oleh arsitek ulung bernama Mimar Sinan. Sultan Sulaiman pun sempat menulis salinan Alquran dengan tangannya sendiri. Kini, salinan Alquran itu masih tersimpan di Masjid Agung Sulaiman.[8]

F.     WILAYAH KEKUASAAN TURKI SUMANI MASA SULAIMAN AL-QONUNI
            Ia tidak mengarahkan ekspansinya ke salah satu arah timur atau barat, tetapi seluruh wilayah yang berada di sekitar Turki Usmani merupakan obyek yang menggoda hatinya. Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki usmani pada masa Sultan Sulaiman al-Qanuni mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.[9].


G.    DASAR HUKUM TURKI USMANI MASA PEMERINTAHAN SULAIMAN AL-QONUNI
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.[10]


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f2/Tughra_Suleiman.jpg/220px-Tughra_Suleiman.jpg                             http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Tondino_spirals_Iznik_MBA_Lyon_D167-1.jpg/220px-Tondino_spirals_Iznik_MBA_Lyon_D167-1.jpg
Tughra Suleiman Agung.                                Gerabah iznik berkembang pada masa kekuasaan Suleiman.








KESIMPULAN

Kemajuan Turki Usmani pada masa kejayaannya, khususnya pada masa Sultan Sulaiman Al- Qonuni dapat dilihat dari bidang kemiliteran dan pemerintahan, terbukti bahwa kekuatan militer Usmani adalah salah satu faktor sangat yang menentukan  keberhasilan ekspansi Turki Usmani, kemajuan lain yang dapat dilihat yaitu: kemajuan dalam bidang budaya khususnya bangunan fisik. Di bidang Ilmu pengetahuan kemajuan Usmani tidak begitu menonjol dibandingkan kemajuan di bidang lainnya, sehingga tidak seorang pun ilmuan Islam yang diklaim sebagai produk dari Turki Usmani.
Kerajaan Turki Usmani pada awalnya hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama.Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan berlangsung cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang –bidang kehidupan yang lain, diantaranya sebagai berikut: Bidang Kemiliteran Bidang Pemerintahan, Bidang Ilmu Pengetahuan, Bidang Budaya dan Bidang Keagamaan









DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri.Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Grapindo Persada,2011)
Maryam, Siti Maryam. Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: LESFI, 2004)
Busman Edyar,  Ilda Hayati, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, Pustaka  Asatruss, 2009)
Philip K. Hitti, History Of The Arab, (London: machmillan press, 1970 )
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta, Kencana, 2011 )






[1]. Philip K. Hitti, History Of The Arab, (London: machmillan press, 1970 )hlm. 713-714
[2]Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: LESFI, 2004), hlm. 130
[3]. Ibid.,  hlm. 130
[4]. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Grapindo Persada,2011), hlm. 135

[5]Ibid., hlm. 135
[6]Ibid., hlm. 136
[7]. Ibid., hlm. 136- 138
[8]. Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta, Kencana, 2011 ), hlm. 209
[9]. Busman Edyar,  Ilda Hayati, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, Pustaka  Asatruss, 2009), hlm. 145.

[10]. Philip K. Hitti, op. cit.,.hlm. 714

Tidak ada komentar:

Posting Komentar