Kamis, 02 Agustus 2018

ISLAM DI NEGERI KPOP (KOREA SELATAN)


ISLAM DI NEGERI KPOP 
(KOREA SELATAN)


 






Dok. https://travel.kompas.com/read/2016/10/21/230600927/turis.muslim.indonesia.silahkan.datang.ke.korea

Di era milineal sekarang banyak sekali anak muda Indonesia yang menyukai budaya dari Negara asing, termasuk budaya dari Negara yang akan kita bahas dalam artikel ini yaitu budaya Negara Korea. Negeri ginseng ini sangat dikenal bagi anak muda Indonesia mulai dari fashion, film, image kecantikan dan terutama budaya KPOPnya. Budaya KPOP Negara korea menjadi trend utama pecinta musik Indonesia khususnya anak muda.

Tapi selain budaya-budaya diatas, sangat sedikit yang menyadari bahwa ternyata bukan hanya itu yang perlu kita ketahui dari Negara ini. Bagi seorang muslim tentunya kita perlu mengetahui Kapan agama islam masuk ke Negari KPOP ini ? Bagaimana proses masuk dan perkembangan islam di Negara ini ?? dan Sejauh mana perkembangan islam di korea saat ini ?

Mari kita bahas bersama–sama di artikel ini dengan merangkum beberapa pemikiran yang kami kutip dari buku dan artikel dari internet, dan semoga bermanfaat… :) :)

Para ilmuwan mengatakan bahwa hubungan lintas budaya di antara Islam Timur Tengah dan Kerajaan di Korea sebenarnya sudah terjadi dari sejak abad ke-7, yakni pada saat masa Kerajaan Silla di Korea dan Masa Keemasan Islam di Timur Tengah. Pada masa ini lah ajaran Islam membentang mulai dari Filipina di Timur sampai ke Semenanjung Iberia di Barat. “Pertemuan pertama Korea dengan Islam murni (karena urusan) komersial,” kata Lee Hee-soo, pakar budaya Islam terkemuka di Korea, dan profesor di Departemen Antropologi Budaya Universitas Hanyang.[1]
 
Islam masuk ke korea selatan berawal dari datangnya komunitas Muslim ke Semenanjung Korea pada 1024 di Kerajaan Goryeo. Sebanyak 100 orang tiba termasuk Hasan Raza sekitar September tahun ke-15 raja Hyeonjong berkuasa di Goryeo. Kemudian 100 orang pedagang Muslim kembali tiba pada tahun berikutnya.[2]
 
Para pedagang dan saudagar Muslim melakukan perjalanan melalui Jalur Sutera ke ibukota Tang, Changan (hari ini dikenal dengan nama Xian), yang mana Kerajaan Silla memiliki hubungan politik dan bisnis yang erat, kata Lee Hee-soo melanjutkan. Hubungan komersial antara keduanya akhirnya berkembang menjadi hubungan budaya, seni, sains, dan teknologi. Hubungan tersebut dapat dilacak dari puisi dan nyanyian yang berasal dari masa tersebut yang menggambarkan kisah interaksi mereka.[3]
 
Dalam “Ssanghwajeom”, sebuah puisi dari era Goryeo di Korea, sebuah baris mengatakan:

“Ketika mengunjungi Ssanghwajeom untuk membeli Ssanghwa, seorang Hoehoe meraih pergelangan tanganku"
 
Ssanghwa mengacu pada kue bola Turki dan jeom berarti sebuah toko. Hoehoe adalah sebutan orang Tionghoa untuk orang Islam Arab, jadi puisi tersebut berkisah tentang orang Arab yang memiliki toko kue bola. “Dari lirik ini, kita bisa mengatakan bahwa ada pedagang Muslim di Korea selama era Goryeo, dan ada masjid pertama, yang mereka gunakan untuk sholat, bukan untuk pekerjaan dakwah,” kata Kim Ah-young, direktur Center for Studi Islam

Hubungan antara Muslim Timur Tengah dan Kerajaan Korea tetap bertahan terutama dalam perdagangan sampai kaum Muslim memperluas kontribusinya ke Korea dengan menjadi penasihat Dinasti Joseon (tahun 1392-1910) dalam urusan sains dan teknologi. Pada saat itu, orang-orang Arab memiliki ilmuwan terbaik di dunia, dan mereka berkontribusi pada inovasi Korea. Perkembangan selanjutnya adalah komunitas Muslim diundang untuk melafalkan al-Quran pada upacara-upacara kerajaan Dinasti Joseon. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Islam di Korea sudah dianggap penting oleh pihak penguasa.[4]
 
Setelah penaklukan Mongol terhadap wilayah-wilayah kekuasaan Islam pada 1270, tak terkecuali Baghdad, Muslim masuk di wilayah Korsel secara signifikan. Namun pada tahun 1427, di bawah kepemimpinan Sejong Agung, Dinasti Joseon mengeluarkan sebuah dekrit kerajaan yang melarang dilakukannya praktek ritual dan penggunaan pakaian Muslim. Hal itu merupakan salah satu rangkaian dari kebijakan isolasionis Dinasti Joseon yang dimaksudkan untuk membatasi kontak warga Korea dengan orang-orang dari negara asing.[5]Sejak tahun 1427 ini kontak antara Korea dengan dunia muslim terputus. 

Namun, setelah selama berabad-abad kehadiran Islam tidak berdampak apa pun terhadap warga setempat. Baru pada awal abad ke-20 Islam mengalami kebangkitan kedua. Dengan aneksasi Jepang di Semenanjung Korea pada 1910, lebih dari satu juta orang Korea melarikan diri ke Cina dan mereka bertemu dengan komunitas Muslim Cina. Pada dekade berikutnya beberapa orang Korea masuk Islam dan akhirnya kembali setelah pembebasan negara tersebut pada 1945.

Perang Korea 1950-1953 adalah periode berikutnya di mana Islam mulai memiliki dampak nyata bagi masyarakat Korsel. Setelah invasi Korea Utara, PBB memobilisasi kekuatan multinasional untuk membantu pertahanan Korsel.Turki adalah salah satu negara yang menanggapi permintaan ini dan mengirim lebih dari 5.000 tentara. Bantuan Turki kemudian berpengaruh terhadap sikap Korsel terhadap Turki dan Islam. 

Selain berperang melawan Korea Utara, tentara Turki juga banyak mengislamkan warga Korsel. Bersama dengan Imam Abdulgafur Karaismailoglu yang mendampingi pasukan Turki dan Muslim Korea pertama (mereka yang tinggal di Cina selama era penjajahan Jepang) membentuk Yayasan Komunitas Muslim Korea.[6]

Menurut survei yang dilakukan oleh Houssain Kettani, jumlah Muslim di Korea Selatan, yang terdiri dari lokal dan Muslim asing dari 1950 hingga 2009, jumlahnya kecil dan konversi agak
lambat dalam kemajuan namun tetap dalam hal kenaikan. Dia mengatakan, “perkiraan untuk populasi muslim meningkat dari beberapa ratus atau kurang dari 0,01 persen pada tahun 1950, menjadi sedikitnya ribuan atau sekitar 0,02 persen pada tahun 1971, menjadi 235.000 atau 0,50 persen pada tahun 2009 ini. Diperkirakan bahwa Muslim lokal berjumlah 45.000 sedangkan Muslim asing didominasi pada 190.000.[7]

 Dan saat ini ternyata pertumbuhan Muslim di negeri yang terkenal dengan KPOPnya ini cukup pesat. Pada 2017 lalu, penduduk Muslim Korea Selatan mencapai jumlah 0,3 % dari seluruh total populasi penduduknya yang berjumlah sekitar 48 juta orang. Memang sepintas terlihat masih sangat kecil, tapi jangan dilihat dari jumlahnya saja, tapi lihatlah dari sejak kapan Islam mulai diperkenalkan ke Korea secara terorganisir.[8]



[1] http://www.islamkorea.com/english/koreahistoryislam-kh.html,  Park Hyong-ki, “History of Islam in Korea”,

[2] https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/05/08/opmk6n313-catatan-sejarah-masuknya- islam-ke-korea “Catatan Sejarah Masuknya Islam ke Korea”

[3] Ibid., Park Hyong-ki, “History of Islam in Korea”,
[4] Ibid.,
[5]https://www.aljazeera.com/indepth/inpictures/2017/11/muslims-south-korea-171114104611451.htmlRadu Diaconu  & Athena Tacet, “The Muslims of South Korea
[6]. Ibid., “Catatan Sejarah Masuknya Islam ke Korea”
[7]  Houssain Kettani, "Populasi Muslim di Asia: 1950-2020", Jurnal Lingkungan Internasional
Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan , vol. 1, tidak. 2 (2010): 143-152.
[8] https://ganaislamika.com/kehidupan-muslim-di-korea-selatan-1-sejarah-masuknya-islam-1/Kehidupan Muslim di Korea Selatan (1): Sejarah Masuknya Islam (1)