ISLAM DI NEGERI KPOP
(KOREA SELATAN)
Dok. https://travel.kompas.com/read/2016/10/21/230600927/turis.muslim.indonesia.silahkan.datang.ke.korea
Di era milineal
sekarang banyak sekali anak muda Indonesia yang menyukai budaya dari Negara
asing, termasuk budaya dari Negara yang akan kita bahas dalam artikel ini yaitu
budaya Negara Korea. Negeri ginseng ini sangat dikenal bagi anak muda Indonesia
mulai dari fashion, film, image kecantikan dan terutama budaya KPOPnya. Budaya
KPOP Negara korea menjadi trend utama pecinta musik Indonesia khususnya anak
muda.
Tapi selain
budaya-budaya diatas, sangat sedikit yang menyadari bahwa ternyata bukan hanya
itu yang perlu kita ketahui dari Negara ini. Bagi seorang muslim tentunya kita
perlu mengetahui Kapan agama islam masuk ke Negari KPOP ini ? Bagaimana proses
masuk dan perkembangan islam di Negara ini ?? dan Sejauh mana perkembangan
islam di korea saat ini ?
Mari kita bahas
bersama–sama di artikel ini dengan merangkum beberapa pemikiran yang kami kutip
dari buku dan artikel dari internet, dan semoga bermanfaat… :) :)
Para ilmuwan
mengatakan bahwa hubungan lintas budaya di antara Islam Timur Tengah dan
Kerajaan di Korea sebenarnya sudah terjadi dari sejak abad ke-7, yakni pada
saat masa Kerajaan Silla di Korea dan Masa Keemasan Islam di Timur Tengah. Pada
masa ini lah ajaran Islam membentang mulai dari Filipina di Timur sampai ke Semenanjung
Iberia di Barat. “Pertemuan pertama Korea dengan Islam murni (karena urusan)
komersial,” kata Lee Hee-soo, pakar budaya Islam terkemuka di Korea, dan
profesor di Departemen Antropologi Budaya Universitas Hanyang.[1]
Islam masuk ke
korea selatan berawal dari datangnya komunitas Muslim ke Semenanjung Korea pada
1024 di Kerajaan Goryeo. Sebanyak 100 orang tiba termasuk Hasan Raza sekitar
September tahun ke-15 raja Hyeonjong berkuasa di Goryeo. Kemudian 100 orang
pedagang Muslim kembali tiba pada tahun berikutnya.[2]
Para pedagang
dan saudagar Muslim melakukan perjalanan melalui Jalur Sutera ke ibukota Tang,
Changan (hari ini dikenal dengan nama Xian), yang mana Kerajaan Silla memiliki
hubungan politik dan bisnis yang erat, kata Lee Hee-soo melanjutkan. Hubungan
komersial antara keduanya akhirnya berkembang menjadi hubungan budaya, seni,
sains, dan teknologi. Hubungan tersebut dapat dilacak dari puisi dan nyanyian
yang berasal dari masa tersebut yang menggambarkan kisah interaksi mereka.[3]
Dalam “Ssanghwajeom”,
sebuah puisi dari era Goryeo di Korea, sebuah baris mengatakan:
“Ketika
mengunjungi Ssanghwajeom untuk membeli Ssanghwa, seorang Hoehoe meraih
pergelangan tanganku"
Ssanghwa mengacu pada
kue bola Turki dan jeom berarti sebuah toko. Hoehoe adalah
sebutan orang Tionghoa untuk orang Islam Arab, jadi puisi tersebut berkisah
tentang orang Arab yang memiliki toko kue bola. “Dari lirik ini, kita bisa
mengatakan bahwa ada pedagang Muslim di Korea selama era Goryeo, dan ada masjid
pertama, yang mereka gunakan untuk sholat, bukan untuk pekerjaan dakwah,” kata
Kim Ah-young, direktur Center for Studi Islam.
Hubungan antara
Muslim Timur Tengah dan Kerajaan Korea tetap bertahan terutama dalam
perdagangan sampai kaum Muslim memperluas kontribusinya ke Korea dengan menjadi
penasihat Dinasti Joseon (tahun 1392-1910) dalam urusan sains dan teknologi. Pada
saat itu, orang-orang Arab memiliki ilmuwan terbaik di dunia, dan mereka
berkontribusi pada inovasi Korea. Perkembangan selanjutnya adalah komunitas
Muslim diundang untuk melafalkan al-Quran pada upacara-upacara kerajaan Dinasti
Joseon. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Islam di Korea sudah
dianggap penting oleh pihak penguasa.[4]
Setelah
penaklukan Mongol terhadap wilayah-wilayah kekuasaan Islam pada 1270, tak
terkecuali Baghdad, Muslim masuk di wilayah Korsel secara signifikan. Namun pada
tahun 1427, di bawah kepemimpinan Sejong Agung, Dinasti Joseon mengeluarkan
sebuah dekrit kerajaan yang melarang dilakukannya praktek ritual dan penggunaan
pakaian Muslim. Hal itu merupakan salah satu rangkaian dari kebijakan
isolasionis Dinasti Joseon yang dimaksudkan untuk membatasi kontak warga Korea
dengan orang-orang dari negara asing.[5]Sejak
tahun 1427 ini kontak antara Korea dengan dunia muslim terputus.
Namun, setelah
selama berabad-abad kehadiran Islam tidak berdampak apa pun terhadap warga
setempat. Baru pada awal abad ke-20 Islam mengalami kebangkitan kedua. Dengan
aneksasi Jepang di Semenanjung Korea pada 1910, lebih dari satu juta orang
Korea melarikan diri ke Cina dan mereka bertemu dengan komunitas Muslim Cina.
Pada dekade berikutnya beberapa orang Korea masuk Islam dan akhirnya kembali
setelah pembebasan negara tersebut pada 1945.
Perang Korea
1950-1953 adalah periode berikutnya di mana Islam mulai memiliki dampak nyata
bagi masyarakat Korsel. Setelah invasi Korea Utara, PBB memobilisasi kekuatan
multinasional untuk membantu pertahanan Korsel.Turki adalah salah satu negara
yang menanggapi permintaan ini dan mengirim lebih dari 5.000 tentara. Bantuan Turki
kemudian berpengaruh terhadap sikap Korsel terhadap Turki dan Islam.
Selain berperang
melawan Korea Utara, tentara Turki juga banyak mengislamkan warga Korsel.
Bersama dengan Imam Abdulgafur Karaismailoglu yang mendampingi pasukan Turki
dan Muslim Korea pertama (mereka yang tinggal di Cina selama era penjajahan
Jepang) membentuk Yayasan Komunitas Muslim Korea.[6]
Menurut survei yang dilakukan oleh Houssain Kettani,
jumlah Muslim di Korea Selatan, yang terdiri dari lokal dan Muslim asing dari
1950 hingga 2009, jumlahnya kecil dan konversi agak
lambat dalam kemajuan namun tetap dalam hal
kenaikan. Dia mengatakan, “perkiraan untuk populasi muslim meningkat dari
beberapa ratus atau kurang dari 0,01 persen pada tahun 1950, menjadi sedikitnya
ribuan atau sekitar 0,02 persen pada tahun 1971, menjadi 235.000 atau 0,50
persen pada tahun 2009 ini. Diperkirakan bahwa Muslim lokal berjumlah 45.000
sedangkan Muslim asing didominasi pada 190.000.[7]
Dan saat ini ternyata pertumbuhan Muslim di negeri
yang terkenal dengan KPOPnya ini cukup pesat. Pada 2017 lalu, penduduk Muslim
Korea Selatan mencapai jumlah 0,3 % dari seluruh total populasi penduduknya
yang berjumlah sekitar 48 juta orang. Memang sepintas terlihat masih sangat
kecil, tapi jangan dilihat dari jumlahnya saja, tapi lihatlah dari sejak kapan
Islam mulai diperkenalkan ke Korea secara terorganisir.[8]
[1] http://www.islamkorea.com/english/koreahistoryislam-kh.html, Park Hyong-ki,
“History of Islam in Korea”,
[2] https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/05/08/opmk6n313-catatan-sejarah-masuknya- islam-ke-korea “Catatan Sejarah Masuknya Islam ke Korea”
[3]
Ibid., Park Hyong-ki, “History of Islam in Korea”,
[4]
Ibid.,
[5]https://www.aljazeera.com/indepth/inpictures/2017/11/muslims-south-korea-171114104611451.htmlRadu Diaconu
& Athena Tacet, “The Muslims of South Korea”
Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan , vol. 1,
tidak. 2 (2010): 143-152.
[8] https://ganaislamika.com/kehidupan-muslim-di-korea-selatan-1-sejarah-masuknya-islam-1/“Kehidupan
Muslim di Korea Selatan (1): Sejarah Masuknya Islam (1)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar