“SEPENGGAL
KISAHKU UNTUKMU”
Untukmu…
Dirimu
yang bukan cinta pertamaku tetapi pacar pertamaku..
kuharap
sepenggal kisah ini bisa membuatmu paham dan mengerti mengapa kisah kita
berakhir tampa kata….
Berawal
dari sebuah coretan di depan kelasku 13 tahun lalu, yah kau taula apa isi
coretan tersebut kurasa tak perlu ku katakan. Jujur sebenarnya itu bukan tulisanku
melainkan salah satu sahabat jailku yang membuatnya. Tapi ku lihat responmu
sangat positif terhadap tulisan itu dan aku nggak keberatan atas responmu. Di lain
waktu sahabat jailku bilang ke kamu kalau aku suka bunga warna putih milik
tetanggamu dan esok harinya kaupun bawakan itu untukku. Aku sangat bahagia saat
itu.
Sejak
saat itu aku mulai melirikmu, menilaimu, mencari tau kebiasaanmu, dan yang kurasa
saat itu kamu cukup pandai dalam hal pelajaran, kamu anak baik baik, sopan,
lumayan tampan dan yang penting kamu ada buatku..
Masi
di masa itu, suatu hari entah aku lupa dalam rangka apa itu, kita rame rame
pergi kesuatu tempat buat ambil bambu. Aku ingat betul jalan yang kita lewati
ada aliran sungai dan tampa sengaja salah satu sepatuku terjatu kesungai dan
kamu sangat sigap mengambilkan sepatuku, MasyaAllah aku makin suka meskipun
saat yang bersamaan aku patah hati karena cinta pertamaku selalu menghina dan
memperolok perasaanku dan dya juga selalu ada diantara kita.
Entah
selesai kejadian itu aku lupa apa yang terjadi diantara kita, karena rasa patah
hatiku ternyata lebih kuat dan itu sangat menyakitkan bagiku hingga rasanya aku
ingin lupakan semua moment 3 tahun di sekolah menengah pertamaku. Hingga
saatnya kelulusan tiba dan aku memutuskan untuk hijrah kekota dan meninggalkan
kenangan manis dan pahit yang ada. Tampa mengucap kata perpisahan pada kalian,
teman-temanku, guru dll.
Kusambut
masa suramku yang baru dikota. Kusebut masa suram karena ini kali pertamaku
tidur terpisah dari ibu dan ayahku, aku harus melakukan semuanya sendiri,
meskipun ditemani saudara laki2ku tapi tetap saja semuanya terasa sangat berat
bagiku. Tak sepenuhnya lupa akan kisah kita meskipun sudah hijrah kekota, setiap pulang pasti yang kudatangi adalah
kampungmu. Dengan alibi menjenguk sahabat jailku aku selalu melihat kearah
rumahmu dan menanyakan kepadanya bagaimana kabarmu.
Dan
yang ku dengar kau sudah berubah semenjak kita SMA, kau tak seperti dulu namun
rasa itu tetap ada untukmu. Dan suatu ketika kau datang padaku dan aku sangat
senang, kita memulai sebuah hubungan meskipun tak bertahan lama karena sifat
kita yang sama2 egois. Dan aku mulai yakin kau tak benar2 suka denganku, karena
yang ku dengar dari banyak pihak disebrang sana kamu memiliki banyak wanita.
Dari
sini sikapku terhadap lelaki berubah, aku mulai tak mempercayai perkataan
lelaki, mulai menjalani hubungan dengan beberapa lelaki dalam satu waktu. Tapi
maaf aku luruskan hubungan disini hanya sebatas telpon, saya tak pernah pergi
dengan lelaki manapun kecuali saudara kandungku.
Masa
kulyahku tiba semua aktifitas yang kusebut nakal itu masi tetap ku jalani.
Namun aku juga mulai menjalani hubungan dengan laki2 dikehidupan nyata. Layaknya
manusia normal lainnya aku mulai jalan,nonton bioskop, traveling dll. Sejauh
ini perasaanku masi tertinggal dikamu, Tapi ragaku berkelana menikmati sajian
dunia. Ku manfaatkan lelaki untuk
keperluan kulyah, antar jemput dll aku rasa aku sangat kejam saat itu.
Hingga
ku bertemu sesorang lelaki yang ditakuti di organisasiku yang menurutku mampu
mengembalikan persaanku yang tertinggal. tapi sayang lelaki itu ternyata
memiliki sesorang disisinya. Tak mau kehilangan rasaku untuk ke 3x nya aku
memutuskan untuk menjadi sahabatnya saja walau hanya sebagai pelarian, tempat
curhat aku sudah bahagia dan terpenting aku lupa akan dirimu sejenak. Dengan
usaha yang keras aku mampu membuat lelaki itu berpaling padaku. Dan kami
menjalin hubungan.
Suatu
ketika dirimu menghubungiku, dan kamu dengan banyak basa basi tenyata meminta
bantuanku untuk mengurus temanmu.
Oke
aku terima..
Perasaanku
pun kembali padamu, saat itu ku berharap kau akan tinggal dan menetap denganku,
Kita bertemu, aku menangis dengan segala rasa rindu yang ku pendam lama dan
memikirkan kita harus kembali berpisah jarak. Tapi saat itu aku lega karena kau
sudah kembali.
Di
salah satu percakapan kita aku berjanji padamu untuk mengunjungimu disana dan
kaupun mengiyakan. Aku dengan tekatku yang kuat untuk menemuimu disana mulai
menabung, merayu orang tuaku agar mengizinkan ku pergi dan akupun rela harus
pergi didampingi kakak laki2ku meskipun menurutku itu sangat kekanak-kanakan.
Ternyata..
Ekpektasiku
berbanding terbalik dengan realita, yang kudapati kau hanya menyebar haparan
palsu padaku.
Beruntung
aku pergi didampingi kakakku dan teman2 yang lain, coba saja jika ku pergi
sendiri aku tak bisa bayangkan apa yang terjadi padaku. Dikota
orang,ditelantarkan, tak kenal siapapun. Dan aku mulai sangat benci terhadapmu
dan terhadap lelaki lain. Sepulangnya aku dari sana aku mulai merasa semua yang
aku lakukan selama ini mulai dari
memacarimu, berinteraksi dengan lelaki lain, memanfaatkan banyak lelaki demi
kepentinganku adalah dosa dosa yang sangat besar yang pernah aku lakukan. Aku
mulai jenuh dengan semua aktifitas percintaan yang berujung maksiat. Aku
menangis dalam shalat, aku menangis saat tengah malam mengingat semua yang
telah ku lalui. Dan dengan perlahan ku umumkan kepada mereka yang masi
berkeliaran didekatku bahwa aku tidak akan menjalani hubungan ini lebih lanjut
dan aku memutuskan untuk menerima siapapun lelaki yang pertama berani datang ke
orang tuaku untuk melamarku. Dan ternyata lelaki yang selama ini menjadikanku
teman curhatnya la yang berani menghalalkanku. Tidak hanya sekedar
cerita,celoteh, omong kosong janji yang tidak bisa dipegang belaka, ia datang
dengan sendirian dan tampa ku undang dari kota ke rumahku yang berada didesa
untuk menghalalkanku.
Meski
sudah dalam pinangan orang lain, perasaanku terhadapmu masi ada walau hanya
tertinggal sedikit dan aku mencoba menghubungimu kembali berharap kau
memberikan harapan lagi padaku dan aku sebenarnya ingin bilang semuanya padamu.
Aku ingin Tanya padamu apakah aku harus terus ikuti prinsipku atau kau mau
menghalalkan ku ? ternyata yang kudapat tetap sama, aku tetap dapat penolakan.
Yah….
apa
boleh buat kurasa prinsipku sudah benar. dan dya adalah pemenang dari semua
kegilaan ini.
Dan
inilah akhir dari kisahku termasuk tentang kita yang timbul tenggelam tampa
kepastian.
Kisah
yang tak bertahan lama dan selalu berakhir dengan pertikaian.
Perasaan
yang ada terkalahkan oleh ego yang menggebu2.
Kisah
yang dibarengi dengan ketidak percayaan antara satu sama lain.
Selamat
tinggal kenangan, selamat tinggal sayang masa SMPku..
Semoga
kedepan hidup kita lebih bahagia.
Aamiin
Nb.
A masa smp adalah A yang paling kusayang dan
dalam harapanku aku ingin kembali bersama A_ku yang itu. Namun, Meskipun
manusia bisa berharap tapi tuhanlah yang menentukan jalan hidup hambanya.
L.M.
Tatu (Mpl. 325.20.11.UIN RF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar