PEMBAHASAN
HUBUNGAN ISLAM DI INDONESIA DENGAN TIMUR TENGAH DAN
KEMUNCULAN ULAMA-ULAMA ISLAM DI INDONESIA, ISLAM DAN KOLONIAL BELANDA
A. Sejarah Awal Hubungaan Indonesia Dengan Negara Timur -Tengah
Hubungan antara Indonesia dengan kawasan Tim-Teng, sudah
terjalin ratusan tahun yang lalu ketika Islam menyebarkan ajarannya ke seluruh
pelosok Bumi yang banyak dilakukan oleh para pedagang muslim, baik mereka yang
berbangsa Persia, Arab, maupun India (Gujarat).
Melihat kembali sejarah dahulu bahkan sampai
sekarang, sejauh ini Timur Tengah tetap menjadi kiblat umat Islam. Timur Tengah sebagai
negara asal kelahiran agama Islam adalah penyebab yang utama kemudian disusul
dengan maraknya setiap generasi menuntut ilmu ke sana, sehingga terjadi
transformasi keilmuan Islam khususnya di Indonesia dengan berdiri dan
berkembangnya pesantren-pesantren atau lembaga keislaman lainnya sebagai sarana
pembentukan pribadi muslim yang terpadu.
Pemikiran-pemikiran tentang Islam di Timur
Tengah telah memberikan suntikan injeksi bagi pergerakan-pergerakan untuk
memajukan pendidikan Islam di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa tokoh
pergerakan Islam dengan mendirikan organisasi atau kelembagaan yang bertujuan
untuk mencerdaskan dan meningkatkan intelektualitas masyarakat Indonesia.
Berdasarkan studi Azyumardi Azra (Jaringan
Ulama,1998), hubungan itu bersifat politis dan keilmuan. Hubungan politis
terjalin antara sejumlah kerajaan di Nusantara dengan Dinasti Utsmani. Aceh,
Banten, Mataram, telah mengirimkan utusan ke Haramain (Mekkah-Madinah) sejak
abad ke-17.
Selain berhaji, mereka juga membawa gelar
sultan dari Syarif Mekkah (penguasa Mekkah). Bisa jadi sebagai penguat wibawa
atas kekuasaan mereka. Tetapi ada juga hubungan keilmuan.
Sejak Dinasti Utsmani mengamankan jalur
perjalanan haji, kian banyak pula yang menuntut ilmu pada abad ke-14 hingga
ke-15. Hal itulah yang mendorong munculnya komunitas Jawi. Orang Arab
menyebutnya ashab Al Jawiyin (saudara kita orang Jawi).
Berdasarkan asal daerah dan
waktunya, penyebaran islam dari timur tengah ke Indonesia dapt dibedakan menjadi 3
gelombang:
1.
Dari daerah Mesopotamia, yang waktu itu terkenal sebagai Persia merupakan jalur
utara. Dari wilayah Persia, islam menyebar ke timur melalui jalan darat ke
afganistan, Pakistan, dan Gujarat, kemudian melalui laut menuju Indonesia.
2.
Melaui jalur tengah, yaitu dari bagian barat lembah yordaniadan di bagian timur
melalui semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang menghadap langsung ke
Indonesia.
3.
Ketiga, melalui jalur selatan yang berpangkal di wilayah mesir. Dari kota kairo
yang merupakan pusat penyiaran agama islam secara modern.
B.
Proses
interaksi Indonesia-Timur Tengah
Proses
interaksi antara Indonesia dengan TimurTengah makin intensif dan berkembang
pesat pada masa Dinasti Abbasyah di Irak, dan pada waktu Itu Baghdad dan
Basrah. disamping merupakan pusat-pusat perdagangan antara dunia Islam, juga
merupakan tempat menuntut Ilmu pengetahuan, dan hal ini berlangsung sejak lima
abad, yaitu sejak abad ke 8 M sampai abad ke 13 M. yaitu sejak Jatuhnya Irak
ketangan Bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu. Aktivitas perdagangan dan
pelayaran serta tempat mencari Ilmu pengetahuan, kemudian berpindah ke Mesir.
Dan dengan terbukanya Terusan Sue2 pada tahun 1856. maka Jumlah orang-orang
dari Timur Tengah ke Indonesia meningkat, sementara orang-orang Indonesia yang
hendak menunaikan rukun haji semakin bertambah.
Disamping
orang-orang Arab yang datang dari Hadramaut dan Saudi Arabia. Juga orang-orang
Arab dari Marokko. Tunisia dan Mesir. Sementara itu orang-orang Parsl datang
hampir bersamaan dengan kedatangan orang-orang Arab, sambil berdagang juga Ikut
melakukan dakwah Islam, sehingga dalam perkembangan agama Islam di Indonesia.
Juga dipengaruhi oleh kebudayaan Persia (Iran).
Faktor pendorong Islam
cepat berkembang di Indonesia :
1. Syarat masuk Islam mudah
2. Islam bersifat terbuka
3. Tidak mengenal sistem kasta
4. Disebarkan secara damai
5. upacara sedehana dan biaya murah
6. Runtuhnya kerajaan majapahit
C. Munculnya Ulama Ulama Islam Di
Indonesia
Beberapa ulama besar
yg membawa pembaharuan Islam di Indonesia di akhir tahun 1800-an dan awal tahun
1900 Masehi tidak hanya belajar di Indonesia saja, tetapi mereka belajar
bertahun-tahun di Mekah.
Tercatat dalam sejarah
bahwa para ulama2 pembaharu tersebut ternyata belajar juga pada salah seorang
guru, yang merupakan juga seorang yg berasal dari Indonesia dan merupakan Imam
Masjidil Haram pada saat itu.
Diantara tokoh-tokohnya yaitu :
1.
Abad ke 17 : Syekh Yusuf Al- Makassary (Makassar) dan Syekh
Abdul Rauf Al-Sinkili (Singkel, Aceh), merupakan ulama yang malang melintang
menuntut ilmu di Haramain
2.
abad ke-18 : Syekh Abdul Shomad Al-Palimbani (Palembang), Syekh
Nafis Al-Banjari (Banjar, Kalsel), Syekh Arsyad Al-Banjari (Banjar, Kalsel)
merupakan ulama tasawuf Tarekat Samaniyah yang berpengaruh pada abad ke-18.
3.
Biografi Abdul Shomad bahkan masuk dalam kamus ulama-ulama Arab.
4.
Syekh Nurudin Al-Raniri (Aceh),
5.
Syekh Abdul Rahman Al Masry Al Batawi (Jakarta),
6.
Syekh Khatib Sambas (Kalimantan), dan lain-lainnya.
Pada abad ke-19 hingga
awal abad ke-20, ulama kita malah makin hebat-hebat di Mekkah. Karena tak
sekadar menuntut ilmu, tapi justru menembus pusat ilmu di Mekkah, yaitu sebagai
pengajar dan imam di Masjidil Haram.
Peneliti sufisme dari
Universitas Utrecht, Belanda, Martin van Bruinessen (Kitab Kuning, 1995)
menyebutkan ada tiga ulama yang menjadi guru di Masjidil Haram. Pengaruhnya pun
sangat besar terhadap jemaah haji di Nusantara.
Ketiga ulama itu
adalah Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syekh
Mahfudh At-Tarmisi. Syekh Nawawi berasal dari Tanara, Banten, adalah ulama yang
rendah hati, sangat alim, dan penulis kitab produktif. Syekh Ahmad Khatib
berasal dari Minangkabau, adalah mujaddid, yang mendorong pembaruan di
Minangkabau. Ahmad Khatib bahkan menjadi imam di Masjidil Haram.
DAFTAR
FUSTAKA
Yatim, Badri.2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
PT.Raja Grafindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar