Jumat, 10 April 2015

sejarah pemikiran pendidikan islam

PENDAHULUAN


Ilmu  merupakan pengetahuan yang mempnyai karakteristik tertentu. Pengetahuan dapat diartikan secara luas yang mencakup segenap apa yang kita tahu tentang suatu objek.
Akan tetapi dalam perkembangan pemikiran pendidikan islam dari zaman rasulullah sampai sekarang tentu mengalami perubahan yang selalu berubah, oleh kerena itu dalam makalah ini dipaparkan sejarah perkembangan pendidikan islam dari klasik sampai kontemporer.
  Pendidikan, pada dasarnya berkaitan dengan transformasi ilmu. Apalagi masalah pendidikan agama, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama (ulumuddin) sangat penting di kalangan kaum muslimin. Manusia pertama yang memperoleh tranformasi ilmu langsung dari Allah ialah Nabi Adam As. Selanjutnya jaman terus berubah, pengetahuan pun berkembang dan manusia dengan potensi akalnya menemukan hal-hal yang baru, dan atau mengembangkan ilmu-ilmu yang ada sebelumnya. Dan di antara kaum muslimin yang banyak andil dalam pengembangan pemikiran Islam adalah Al Ghazali dan Ibnu Maskawaih.










PEMBAHASAN
SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

A.    Pengertian  Pemikiran Pendidikan Islam
            Secara eimologi pemikiran berasal dari kata dasar “Pikir” yang berarti proses, cara, perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijak.
Secara terminology, menurut Mohammad Labib An-Najihi, pemikiran pendidikan Islam adalah aktivitas pemikiran yang teratur dengan menggunakan metode filsafat.
Melihat depenisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pemikiran Pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah pradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan secara paripurna. [1]
B.     Tujuan  dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam
Secara khusus pemikiran pendidikan islam memiliki tujuan sangat komplek diantaranya adalah :
    1. Untuk membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis dan kritis terhadap persoalan-persoalan di seputar pendidikan islam.
    2. Untuk memberikan dasar berfikir inklusif terhadap ajaran islam dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh intelektual diluar islam.
    3. Untuk menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang ditujukan oleh Rosulullah dan para kaum intelektual muslim pada abad pertama sampai abad pertengahan, terutama dalam merekonstruksi sistem pendidikan islam yang lebih baik.
    4. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem pendidikan nasional.
                                                                                                                            
C.    Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam
1. Masa Rasulullah SAW
Dalam catatan sejarah, eksistensi pendidikan Islam telah ada sejak Islam pertama kali diturunkan .Ketika Rasulullah mendapat perintah dari Allah untuk menyebarkan ajaran Islam, maka apa yang dilakukan, jelas masuk dalam kata gori pendidikan. Kepribadiannya merupakan wujudan ideal Islam tentang seorang guru dan pendidik.
Dalam Al-Qur’an, ayat yang pertama kali diturunkan Allah berhubungan langsung dengan pendidikan .Surah Al-Alaq jelas mengandung nilai filosofi yang menjadi dasarkegiatan pendidikan.Hal tersebut menunjukkan penekanan dan pandangan Al-Qur,an terhadap pentingnya ilmu pengetahuan .
Ketika di Mekah, proses pendidikan Islam dilakukan Nabi Muhammad dan para sahabat di Darul Arqam, sebagai pusat pendidikan dan dakwah.DiMadinah proses pendidikan dilakukan di Masjid, yang mana di dalam Masjid tersebut terdapat suffah yang berfungsi sebagai tempat pendidikan dan tempat tinggal bagi pendatang yang dating ke Madinah.[2]
Kebijakan lain yang dilakukan oleh Nabi dalam memajukan pendidikan Islam dalah melalui pemamfaatan para tawanan perang badar .Sejumlah tawanan yang dapat menulis dan membaca akan dilepaskan Rasul bila ia mengajari sepuluh anak-anak muslim menulis dan membaca.Pada era tersebut lembaga pendidikan yang adalah bernama kuttab.yang berfungsi sebagai tempat pengajaran pokok-pokok agama dan tulis baca.
2. Masa Para Sahabat
Setelah Rasul Wafat perkembangan ilmu pengetahuan pun terus berkembang,yang mana terus di kembangkan oleh para kahlifah dan sahabat lainnya.Namun para sahabat pada masa itu mengalami kesulitan, tapi berkat ajaran yang ditinggalkan oleh Rasul, para sahabat dapat melewati kesulitan tersebut, sehingga pada saat itu kehidupan dimasa rasul seakan-akan terulang kembali.Pemikiran pendidikan Islam masih tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist Rasul sebagai sumber utama rujukan pendidikannya.Tidak ada pemikiran baru pada masa tersebut, kecuali hanya sedikit bercampur dengan filsafat yunani.Akan tetapi sangat terbatas dan pengaruhnya sangat sedikit, sebagian besar berkisar pada logika bukan filsafat dalam pengertian yang luas seperti masa-masa sesudah khulafaurrasidin
3. Masa Bani Umayyah
Pada masa Umayyah pemikiran pendidikan Islam memasuki babak baru, dimana kstabilan politik telah dirasakan oleh negri –negri Islam .Oleh karena itu, tidak heran jika perhatian orang-oarang Islam sudah mengarah pada masalah kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan peradaban- peradaban baru .Dalam waktu yang sama mereka memberikan perhatian besar pada ilmu bahasa, sastra, dan agama untuk memelihanya dari pikiran – pikiran luar. 
Pemikiran pendidikan Islam pada masa ini juga tersebar pada beberapa tulisan ahli Nahwu, sastra, hadist, dan tafsir.Pada masa ini para ahli tersebut mulai mencatat ilmu-ilmu bahasa, sastra dan agama untuk menjaga agar tidak diseludupkan pikiran-pikiran lain dan perubahan yang akan merusaknya .

5. Pada Masa Abbasyah
Sedangkan perkembangan pemikiran pendidikan Islam pada masa Abbasiyyah merupakan masa keterbukaan terhadap kebudayaan dan peradap peradapan asing seluas-luasnya.Sehingga bermunculan lah para pemikir-pemikir baru, seperti munculnya empat imam mazhab terkenal dibidang ilmu fiqih yakni Imam Abu Hanifah(80-150 H), Imam Malik (95-179 H), Imam Asy-Syafi’i(150-204 H) dan Imam Hanbali (164-241 H).Selain dari itu muncul pula pengumpul hadits yang sangat mashur yakni Imam AL-Bukhari (194-256 H).
Perkembangan tersebut dalam sejarah Islam dikenal nmasa “keemasan”, karena pada saat itu ilmu-ilmu akal sudah mulai masuk dan bermunculan, pembinaan sekolah –sekolah, dan timbulnya pemikiran pendidikan yang istimewa.Selain dari itu penerjemahan terhadap buku-buku filsafat yunani kedalam bahasa arab sangat gencar dilakukan, begitupun dengan buku-buku budaya lain, seperti Persia,India, sehingga dalam waktu 150 tahun hamper semua ilmu pengetahuan yang ada sudah dibukukan kedalam bahasa Arab.[3]

D.    Tokoh pemikir pendidikan islam
1.      Ibn Miskawaih (Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’kub Ibn Miskawaih )
Lahir di rayy sekitar tahun 320 H./ 432 M. dan meninggal di isfaham pada tanggal 9 safar buwaihi yang berlatarbelakang mazhab syi’ah. Perhatiannya dalam menuntut ilmu sangat besar. Hal ini tercermin dari bidang ilmu pengetahuan yang ditekuninya. Dalam bidang sejarah umpamanya, ia belajar dengan Abu Bakar Ahmad ibn Kamil al-qadhi, filsafat dengan ibn al-khammar, dan kimia dengan Abu Thayyib.
Pemikirannya tentang pendidikan lebih berorientasi pada pentingnya pendidikan akhlak. hal ini tercermin dari karya monumentalnya, Tahzib al-akhlaq. melalui karya tersebut Miaskawih menyetakan bahwa tujuan endidikan adalah terwujudnya sikap batin yang secara spontan mampu mendorong lahirnya perilaku dalam memperoleh kerimah-perilaku yang demikian akan sangat membantu peserta didik dalam memperoleh kesempurnaan dan kebahagiaan yang sejati.
2.      Ibn Sina (Abu Ali al-Husaiyn ibn Abdullah ibn al-Hasan ibn Sina)[4]
Llahir pada tahun 370/ 980 di asyanah, Bukhara (dalam peta modern masuknya Turkistan) ia wafat oleh penyakit disentri pada tahun 428/ 1037 dan dimakamkan di Hamadan (sekarang dalam wilayah Iran). Hasil pemikiran dari Ibn Sina diantaranya :
a. Falsafah wujud
b. Falsafah Faidh
c. Falsafah Jiwa
3.      Ibn Khaldum (Waliuddin Abdurrahman bin Muhamad bin Muhammad bin Hasan bin Jobir bin Muhammad binIbrahin bin Abdurrahman bin Walid bin Usman)
Lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H/ 27 Mei 1332 M dan wafat di Kairo 25 Ramadhan 808 H/ 19 Maret 406 M.
Diantara stressing ruint pemikiran Khaldum adalah pada bidang pendidikan islam dalam melaksanakan pendidikan, maka menurut Khaldum paling tidak ada dua tujuan yang perlu disentuh yaitu jasmaniah dan rohaniah.
4.       Muhammad Abdus ibn hasan Khairuddin,
Lahir pada tahun 1265 H/ 1849 M. Pada sebuah desa dipropinsi Gharbuyyah-ia lahir dari lingkungan petani sederhana yang taat dan sangat mencintai ilmu pengetahuan.
Menurut Abduh metode yang kuno sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan dewasa ini, sebab metode tersebut menurut tumbuhnya daya peserta didik dalam bukunya al- a’mal al-kamila Abduh menawarkan metode pendidikan yang lebih dinamis dan kondusif bagi pengembangan intelektual peserta didik. Metode yang di maksud adalah metode diskusi.[5]
5.      Ismail raji al faruqi,
Lahir di Sayfa (palestina) pada tanggal 1 Januari 1921. Ia meninggal pada tanggal 1986. latar belakang pendidikannya ditempuh pada pendidikan barat yaitu Colege Des Peres (1936). Kemudian pendidikan pasca sarjana mudanya ia rampungkan pada America University (1941). Kemuudian program magisternya pada Indian University dan harvard University dalam bidang filsafat. sedangkan gelar doktor ia peroleh pada indian university dalam bidang yang sama.
Menurut analisis al-faruq umat islam saat ini berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan lemah, baik secara moral, politik, dan ekonomi terutama komunitas intelektual dalam wacana keagamaan, umat islam terbelenggu oleh Khurafal, kondisi ini membuat umat islam taqlid yang berlebihan terutama dalam aspek syariat. Kondisi ini membuat umat islam berada dalam kondisi statis dan enggan melakukan kreativitas, ijtihad.

6.      Syed Muhammad Waquib al-attas
Lahirkan di Bogor Jawa Barat pada tanggal 5 September 1931. Paradigma pemikiran al-attas bila diaji secara historis merupakan sebuah pemikiran yang berasal dari dunia metafisika kemudian kedunia kosmologis dan mermuara pada dunia psikologis, perjalanan kehidupan dan pengalaman pendidikannya memberikan andil yang yang sangat besar dalam pembentukan paradigma pemikiran selanjutnya.

E.     Perkembangan Pemikiran Islam Di Indonesia
 Pemikiran pendidikan Islam di Indonesia dikelompokkan menjadi dua periode, yaitu:  
1)      periode sebelum Indonesia merdeka ((1900-menjelang 1945)
Menurut Wirjosukarto (1985) pada periode tersebut terdapat dua corak pendidikan, yaitu
·         corak lama yang berpusat pada pesantren.
Ciri-ciri corak ini yaitu
(1) menyiapkan kiayi atau ulama’ yang hanya menguasai masalh agama semata;
(2) kurang diberikan pengetahuan untuk mengetahui perjuangan hidup sehari-hari dan pengetahuan umum sama sekali tidak diberikan;
(3) sikap isolasi yang disebabkan karena sikap non kooperasi secara total dari pihak pesantren terhadap apa saja yang berbau Barat, 

·         corak baru dari perguruan (sekolah-sekolah) yang didirikan oleh pemerintah Belanda.agama saja.
 ciriciri corak baru adalah:
(1) hanya menonjolkan intelek dan sekaligus hendak melahirkan golongan intelek;
(2) pada umumnya bersikap negatif terhadap agama Islam;
(3) alam pikiranya terasing dari kehidupan bangsanya.[6]

2)      periode Indonesia merdeka ((1945-sekarang).

Pada awal masa kemerdekaan, pemerintah dan bangsa Indonesia mewarisi sistem pendidikan dan pengajaran yang dualistis, yaitu:
  1. sistem pendidikan dan pengajaran pada sekolah-sekolah umum yang sekuler, tak mengenal ajaran agama, yang merupakan warisan dari pemerintah kolonial Belanda; dan
  2. sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat Islam sendiri, baik yang bercorak isolative-tradisional maupun yang bercorak sentetis dengan berbagai variasi pola pendidikanya sebagaimana uraian tersebut diatas.
Kedua sistem pendidikan tersebut sering dianggap saling bertentangan serta tumbuh dan berkembang secara terpisah satu sama lain. Sistem pendidikan dan pengajaran yang pertama pada mulanya hanya menjangkau dan dinikmati oleh sebagian kalangan masyarakat, terutama kalangan atas saja. Sedangkan yang ke dua sistem pendidikan dan pengajaran Islam tumbuh dan berkembang secara mandiri di kalangan rakyat dan berurat berakar dalam masyarakat. Hal ini diakui oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) dalam usul rekomendasinya yang disampaikan kepada pemerintah, tentang Rencana Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran Baru, pada tanggal 29 Desember 1945.
3)      Tokoh yang berperan di dalam pengembangan pemikiran pendidikan Islam di Indonesia, diantaranya:
1.   Zainuddin Labay El-Yunusi
2.   KH. Ahmad Dahlan
3.  KH. Hasyim Asy’ari[7]














KESIMPULAN

Pemikiran Pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah pradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan secara paripurna.
Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam disini dibahas yaitu: Masa Rasulullah SAW, Masa Para Sahabat, Masa Bani Umayyah, dan Masa Abbasyah.
Tokoh pemikir pendidikan islam, Ibn Miskawaih (Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’kub Ibn Miskawaih ), Ibn Sina (Abu Ali al-Husaiyn ibn Abdullah ibn al-Hasan ibn Sina), Ibn Khaldum (Waliuddin Abdurrahman bin Muhamad bin Muhammad bin Hasan bin Jobir bin Muhammad binIbrahin bin Abdurrahman bin Walid bin Usman), Muhammad Abdus ibn hasan Khairuddin, Ismail raji al faruqi, dan Syed Muhammad Waquib al-attas.
Pemikiran pendidikan Islam di Indonesia dikelompokkan menjadi dua periode, yaitu: periode sebelum Indonesia merdeka, dan periode Indonesia merdeka.
Corak-corak pemikiran pendidikan Islam sebelum Indonesia merdeka  meliputi: Corak lama, Corak baru. Tokoh yang berperan di dalam pengembangan pemikiran pendidikan Islam di Indonesia, diantaranya: Zainuddin Labay El-Yunusi, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari






DAFTAR PUSTAKA

Nasution,Harun. 1996. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : Universitas Indonesia.
Nata, Abuddin .2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Pranada Media Group
Hasan Langgulung. 1992.  Asas-asas Pendidikan Islam,( Jakarta:Pustaka Al-Husna)
Susanto, A, 2009, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah.


                                                                






[1] Hasan Langgulung. 1992.  Asas-asas Pendidikan Islam,( Jakarta:Pustaka Al-Husna).hal 120
[2]. Abuddin Nata.2011. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Pranada Media Group) hal. 71- 142

[3]. Ibid.,hal. 147-151
[4].  Harun Nasution. 1996.  Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya,(Jakarta :Universitas Indonesia), hal.50
[5]. Ibid., hal. 52-53
[6]. Susanto, A, 2009, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah) hal. 20-26
[7]. Ibid., hal. 27-30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar